Kemajuan Dalam Pembedahan Spinal (Tulang Belakang)
Dr Paul Thng Leong Keng
MBBS (Singapore)
FRCS (Edin)
FRCS (Glas)
Pembedahan Tulang Belakang Minimal Invasif (MISS)
Peralatan dan teknologi yang digunakan dalam pembedahan telah meningkat sangat pesat dalam beberapa dekade terakhir. Ini memungkinkan pembedahan konvensional dapat dilakukan melalui sayatan kecil atau minimal.
Tidak diperlukannya sayatan yang panjang membuat kerusakan jaringan/otot yang lebih sedikit selama pembedahan. Hal ini memberikan beberapa kemungkinan manfaat:
- Penyembuhan/pemulihan lebih cepat dan berkurangnya nyeri pasca operasi.
- Berkurangnya darah yang hilang karena pembedahan
- Hasil kosmetik yang lebih baik
- Lebih sedikit konsumsi obat pereda nyeri setelah pembedahan
Beberapa contoh pembedahan yang dapat dilakukan melalui pendekatan invasive secara minimal:
- Pembedahan dekompresi (misalnya dalam stenosis tulang belakang atau herniasi/melesetnya piringan sendi)
- Selipan sekrup pedikel (misalnya peretakkan tulang belakang atau penatalaksanaan tumor tulang belakang)
- Pembedahan fusi tulang belakang (misalnya Transforaminal Lumbar Interbody Fusion atau TLIF)
- Suntikan tulang belakang (diagnostik atau terapeutik)
- Vertebroplasti dan kifoplasti untuk fraktur kompresi vertebral
Batasan
Karena teknologi yang semakin berkembang, pembedahan tulang belakang dapat dilakukan dengan cara minimal invasif. Tetapi, pembedahan tertentu yang lebih rumit mungkin masih memerlukan sayatan yang lebih tradisional dan operasi “terbuka”. Pembedahan minimal invasif terkadang juga membutuhkan waktu yang lebih banyak.
Penggantian cakram buatan
Ketika kondisi cakram bantalan tulang belakang semakin memburuk, akan muncul gejala. Hampir semua gejala dapat ditangani tanpa operasi. Namun, sebagian kasus mungkin memerlukan pembedahan, terutama jika langkah non-operasi gagal menyembuhkan. Salah satu pilihan pembedahan adalah melakukan fusi tulang belakang. Langkah ini menghilangkan gerakan dalam segmen tulang belakang. Biasanya, dekompresi tulang belakang juga menyertai proses fusi tulang belakang.
Kemudaratan fusi tulang belakang adalah kekakuan pada segmennya. Penggantian cakram buatan memerlukan pembedahan, bukannya proses fusi. Perangkat seperti cakram akan dimasukkan sehingga gerakan pada segmen tersebut dapat dipertahankan. Secara teoretis, manfaatnya adalah gerakan tetap dapat dilakukan. Hasil penelitian masih sedang berlangsung karena ini masih merupakan teknologi relatif baru. Misalnya, pada tulang belakang serviks, percobaan berkelanjutan yang dilakukan US IDE menunjukkan bahwa hasil jangka menengah (4-5 tahun) untuk penggantian cakram serviks memang lebih baik daripada fusi, tetapi hasil jangka panjangnya masih perlu diteliti.
Batasan
Pembedahan penggantian cakram adalah pembedahan tulang belakang yang juga memiliki semua potensi komplikasi dari bedah tulang belakang, termasuk (tetapi tidak terbatas pada) infeksi, pendarahan, kecederaan saraf, kecederaan jaringan lunak dan masalah berkaitan implan. Metode ini tidak boleh digunakan dalam kasus infeksi, tumor atau ketidakstabilan tulang belakang. Silakan bicarakan dengan dokter Anda terkait kesesuaian penggantian cakram untuk kondisi Anda.
Pencitraan Navigasi Tulang Belakang
Instrumentasi tulang belakang (pada umumnya adalah penyelipan sekrup pedikel) telah berkembang pesat dalam 2 dekade terakhir, dan kini telah menjadi biasa sebagai bagian dari pembedahan tulang belakang. Metode konvensional biasanya bergantung pada sinar-X/fluoroskopi atau pada kemahiran dan pengalaman ahli bedah untuk memasang instrumentasi tulang belakang dengan tepat. Navigasi tulang belakang adalah alat yang memungkinkan ahli bedah untuk melihat visualisasi tulang belakang selama pembedahan saat melakukan insersi instrumentasi tulang belakang. Metode ini meningkatkan akurasi dan keamanan instrumentasi tulang belakang selama pembedahan. Metode ini juga mengurangi penggunaan radiasi ketika pembedahan.
Navigasi tulang belakang dapat dilakukan dengan pencitraan 2-D atau 3-D.
Batasan
Kebanyakan sistem navigasi tulang belakang memerlukan serangkaian langkah sebelum penggunaan, yang mencakup persiapan, pendaftaran, dan memastikan kesterilan. Semua langkah ini memerlukan waktu lebih banyak. Penggunaan peralatan tambahan juga akan meningkatkan biaya. Selain itu, untuk pembedahan yang tidak memerlukan instrumentasi tulang belakang, maka, navigasi tulang belakang dibatasi penggunaannya.
Navigasi tulang belakang 3D selama penyelipan sekrup pedikel pada bedah tulang belakang
Monitoring Saraf Sumsum Tulang Belakang/ Monitoring Sumsum Tulang Belakang
Monitoring saraf tulang belakang adalah prosedur yang dapat digunakan selama pembedahan tulang belakang. Tujuan utamanya adalah mendeteksi kemungkinan cedera pada sumsum atau saraf tulang belakang selama pembedahan. Hal ini dilakukan dengan memasang elektroda pada kulit dan otot pasien. Elektroda kemudian terhubung ke komputer yang dapat mendeteksi perubahan pada sistem saraf pasien. Komputer juga dapat mengirimkan stimulus pada pasien dan dengan mengamati responsnya, kerusakan pada saraf dapat dideteksi. Pemantauan komputer biasanya dilakukan oleh seorang dokter terlatih dalam prosedur ini, yang akan memberikan masukan kepada tim operasi sehingga dapat diambil tindakan korektif.
Ada 3 mode monitoring saraf yang biasa digunakan
- SSEP (somatosensory evoked potensi)
- TcMEP (Transcranial motor evoked potensi)
- EMG (elektromiografi)
Batasan
Setiap mode ini memantau berbagai saraf dan jalur saraf pada sumsum tulang belakang dan dapat terpengaruh dalam berbagai kondisi. Sebagai contoh, SSEP biasanya memantau jalur saraf dari anggota badan ke otak biasanya melalui kolom dorsal (suatu bagian dari kolom tulang belakang). Meskipun sistem ini andal dan secara umum tidak dipengaruhi anestesi, sistem ini mungkin tidak dapat diandalkan dalam memantau sejumlah jalur saraf motorik di bagian depan (anterior) sumsum tulang belakang. TcMEP lebih baik untuk memantau jalur saraf motorik, tetapi dapat dipengaruhi anestesi umum.
Interaksi antara tim monitoring saraf dan tim operasi juga memerlukan waktu, sehingga dapat memperlama waktu operasi.
Meskipun laluan saraf untuk SSEP dan TcMEP telah mapan, kini hanya ada sedikit data yang menunjukkan peningkatan hasil pada pasien. Oleh karena itu, sistem ini lebih bermanfaat jika risiko cedera pada sumsum tulang belakang memang tinggi, tetapi kurang bermanfaat jika risikonya rendah.
Contoh TcMEP selama pembedahan tulang belakang
Dr Paul Thng Leong Keng
Dr. Thng telah diakui untuk pekerjaannya secara internasional dan telah diundang untuk mendemonstrasikan keterampilan bedah dan operasi tulang belakang secara langsung di beberapa negara.
- Konsultan Senior dan Direktur Medis, PTL Spine & Orthopaedics Clinic
- Konsultan Senior Dokter Bedah Ortopedi, Changi General Hospital
- Profesor Asosiasi Ajun, National University Hospital
- Trustee di AO Foundation
- Wakil Editor di Global Spine Journal
- Peninjau Ilmiah di Singapore Medical Journal dan Annuals of the Academy
Dr Paul Thng Leong Keng adalah ahli bedah ortopedi terlatih dengan subspesialisasi bedah tulang belakang. Berdasarkan catatan OTM rumah sakit dari tahun 2003-2013, dia melakukan lebih dari 3000 operasi dan lebih dari 1200 prosedur tulang belakang, baik operasi terbuka maupun invasif minimal. Dia telah memegang berbagai posisi bergengsi seperti Kepala Layanan Tulang Belakang di Rumah Sakit Umum Changi, Ketua AOSpine Asia Timur, dan Anggota Eksekutif Dewan Internasional AOSpine.
Dr. Thng telah diakui untuk pekerjaannya secara internasional dan telah diundang untuk mendemonstrasikan keterampilan bedah dan operasi tulang belakang secara langsung di beberapa negara. Dia terus berkontribusi di lapangan melalui penelitian dan berfungsi sebagai editor rekanan Global Spine Journal.
PTL Spine & Orthopaedics
Mount Elizabeth Novena Specialist Centre
38 Irrawaddy Road #07-34
Singapore 329563
Membuat Janji Pertemuan
Jika Anda ingin menanyakan prihal layananan kami atau memiliki maklum balas, silakan isi formulir di bawah ini dan kami akan kembali kepada Anda sesegera mungkin.
Terima kasih atas minat dan maklum balas Anda.